Entri Populer

Wednesday, July 11, 2012

Mazmur 128: “Pria sebagai Sumber Berkat dalam Keluarga.”[1]



Pada zaman ini kita melihat ada begitu banyak keluarga yang tidak bahagia.  Bahkan tidak sedikit keluarga yang mengalami kehancuran.  Kalau kita melihat berita-berita selebritis di televisi, berita mengenai keretakan rumah tangga . . . perceraian . . perselingkuhan menjadi berita yang seringkali diekspose oleh media.  Kita melihat bahwa pada zaman ini, pernikahan tidak lagi dinilai sebagai sesuatu yang berharga.    
Memang tidak ada data yang tersedia mengenai berapa banyak orang-orang Kristen yang mengalami kehancuran keluarga di Indonesia. Tetapi kemungkinan besar, pasti ada orang Kristen juga.  Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Barna di Amerika, dikatakan bahwa ada 26 % keluarga Kristen yang berakhir dengan perceraian. Itu berarti bahwa dalam setiap sepuluh keluarga Kristen, ada sekitar dua hingga tiga keluarga yang bercerai.  Ini adalah jumlah yang cukup mengejutkan sebab persentase ini lebih tinggi dari pada mereka yang atheis dan agnostik yang tidak percaya akan Allah.[2]
            Mengapa banyak keluarga yang tidak bahagia dan hancur saat ini??  Saya melihat salah satu penyebab terbesarnya adalah karena kaum pria tidak lagi menjalankan peranannya dalam keluarga.  Banyak pria yang membangun pekerjaannya tapi tidak membangun keluarganya . . . banyak pria yang mengembangkan usahanya kemana-mana tapi tidak mengembangkan komunikasi dengan istri dan anak-anaknya.  Banyak pria yang mengajarkan anak-anaknya bagaimana harus berbisnis tapi tidak mengajarkan anak-anaknya untuk takut akan Tuhan.  Banyak pria yang mengabaikan peranannya sebagai imam dalam keluarga.  Padahal, Tuhan memilih kaum pria untuk menjadi kepala keluarga . . bertanggung jawab untuk memelihara keluarganya secara fisik maupun rohani. 
            Apakah ada diantara kita yang menginginkan keluarga yang tidak bahagia?? Adakah diantara kita yang berbahagia ketika keluarga kita ada dalam masalah atau di ambang kehancuran??  Adakah seorang anak menginginkan kedua orang tuanya untuk berpisah?? Saya yakin tidak ada, setiap kita pasti menginginkan keluarga yang bahagia dan utuh . . . betul??  Lalu bagaimana supaya kita bisa memiliki keluarga yang bahagia??
Dalam ayat 1, Firman Tuhan mengatakan: “Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan.”  Pada bagian ini, jelas sekali bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang takut akan Tuhan.  Kata “bahagia” di sini dalam bahasa Inggrisnya adalah “blessed” yang artinya diberkati.  Dengan kata lain, setiap orang yang takut akan Tuhan bukan hanya bahagia tapi juga akan memperoleh berkat dari pada Tuhan. 
Pertanyaannya: Berkat seperti apa yang Tuhan berikan kepada orang yang takut akan Tuhan? Berkat yang diberikan Tuhan disini jelas sekali adalah berkat rumah tangga.  Dimana pada bagian ini digambarkan bahwa istrinya akan mendatangkan kesukaan dalam keluarganya, karena ia tidak akan memalukan suaminya.  Dan anak-anaknya akan kokoh dalam iman karena melihat teladan kedua orang tuanya.  Berkat rumah tangga inilah yang diberikan Tuhan kepada pria atau suami yang takut akan Tuhan.  Apa yang menjadi ciri seorang pria yang mencerminkan takut akan Tuhan?? Salah satu ciri yang pemazmur katakan adalah bahwa hidupnya menuruti Jalan Tuhan. 

Dalam Imamat 26:3 & 14, Tuhan mengatakan: “Jikalau kamu hidup menuruti ketetapanku dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya . . . maka aku akan mendatangkan berkat bagimu.”  Tetapi . . . “jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu maka aku akan menghukummu.”
Saudara-saudara, inilah janji Tuhan kepada bangsa Israel dan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya.  Di mana setiap orang yang hidup menuruti Jalan Tuhan maka berkat  Tuhan akan menyertai orang tersebut.   

Bangsa Israel meyakini janji Allah ini.  Mengapa? Sebab Janji itu terbukti dalam kehidupan Daud dan Salomo.  Ketika masa pemerintahan Daud dan Salomo, bangsa Israel melihat bahwa Tuhan memberkati pemerintahan mereka dan menjadikan Yerusalem sebagai kejayaan Israel.  Dalam zaman mereka, Tuhan memberikan kemakmuran . . . kedamaian . . . kesejahteraan dan keamanan.  Karena Allah bersama-sama dengan Daud, maka Israel ditakuti oleh bangsa-bangsa lain. 
Namun setelah zaman Daud dan Salomo, raja-raja Israel tidak lagi hidup di dalam jalan Tuhan.  Mereka tidak lagi menyembah kepada Tuhan tapi menyembah kepada berhala-berhala.  Berulang-ulang kali Tuhan memanggil mereka untuk kembali kepada jalan Tuhan, tapi mereka menolaknya.  Karena para pemimpin bangsa Israel menyembah berhala, maka banyak keluarga di Israel pun meninggalkan jalan Tuhan.  Akibatnya, bangsa Israel dibuang oleh Tuhan karena mereka tidak lagi hidup takut akan Tuhan.    
Dalam masa-masa pembuangan inilah, bangsa Israel di ajak untuk kembali mengingat akan janji Tuhan.  Ketika dalam perjalanan menuju Bait Allah di Yerusalem, kaum pria dari bangsa Israel diajak untuk membaca Mazmur ini mengenai betapa pentingnya seorang pria yang hidup dalam jalan Tuhan dan yang takut akan Tuhan.  Sehingga ketika mereka  datang ke rumah Tuhan . . . mereka bukan sekedar beribadah, tapi mereka kembali mengambil komitmen untuk menjadi imam dan kepala keluarga yang membawa keluarga mereka kembali ke jalan Tuhan. 
Ketika seorang pria berbalik kepada Tuhan . . . maka keluarganya akan berbalik kepada Tuhan.  Ketika keluarga-keluarga berbalik kepada Tuhan . . . maka pemimpin Israel akan kembali kepada Tuhan.  Dan ketika pemimpin berbalik kepada jalan Tuhan maka mereka berharap bahwa Yerusalem akan kembali dipulihkan oleh Tuhan.  Inilah iman kepercayaan dari bangsa Israel. 
GII Hok Im Tong memiliki motto sebagai berikut: “mentransformasi keluarga untuk mentransformasi dunia.”  Jadi untuk membawa perubahan di dalam dunia ini, maka yang perlu kita lakukan adalah merubah kehidupan keluarga.  Untuk mengubah keluarga, maka diperlukan seorang pria yang takut akan Tuhan yang hidupnya sesuai dengan jalan Tuhan.  Jadi saudara-saudara, peranan pria yang takut akan Tuhan sangat PENTING dalam keluarga. 

Pada Abad 18, hidup 2 orang yang bernama: Jonathan Edwards dan Max Jukes.  Jonathan Edwards adalah seorang hamba Tuhan yang begitu mengasihi Tuhan seumur hidupnya.  Ia membangun keluarganya dengan takut akan Tuhan.  Sebagai hasilnya, sejarah mencatat bahwa dari keturunannya didapati sebagai berikut: 1 Wakil Presiden Amerika, 3 Senator Amerika, 3 Gubernur Amerika, 3 Walikota Amerika, 13 Presiden Universitas, 30 Hakim, 65 Profesor, 80 Pemegang jabatan publik, 100 Pengacara dan 100 Misionaris.
Sedangkan Max Jukes, adalah seorang pemabuk . . . hidupnya gak karuan . . . dan ia tidak menghargai keluarganya.  Ia hidup dengan caranya sendiri bukan dengan cara Tuhan.  Dan sejarah mencatat bahwa dari keturunannya didapati: 7 Pembunuh, 60 Pencuri, 50 Wanita yang tidak benar, 130 Narapidana, 310 Orang miskin, 400 Cacat, dan keturunannya telah merugikan negara lebih dari US$ 1.250.000 (sekitar 12 Milyar).

            Melalui perbandingan kehidupan kedua orang di atas, kita bisa melihat bahwa ketika seorang pria tidak lagi menjalankan tugasnya sebagai imam, maka bukan hanya dirinya saja yang dirugikan tapi juga seluruh keturunannya.  Itulah sebabnya, penting sekali bagi kaum pria untuk menjadi imam bagi keluarganya.  Namun nampaknya sayang sekali, ada begitu banyak pria . . . suami dan ayah yang tidak menyadari peranannya dalam keluarga.
            Kalau kita melihat zaman ini, banyak pria yang tidak berperan besar dalam keluarganya.  Mungkin karena beban perekonomian yang dia tanggung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga seringkali mengabaikan istri dan tidak mengajarkan imannya kepada anak-anaknya.  Atau mungkin juga tantangan dunia saat ini yang tidak lagi menghargai pernikahan, sehingga banyak pria yang tidak menjaga kekudusan pernikahannya, akibatnya banyak keluarga yang hancur . . . perceraian . . . dan sekali lagi anaklah yang menjadi korban.  Atau mungkin, banyak pria yang tidak lagi berperan dalam keluarga itu disebabkan karena banyak wanita yang mengambil peranan pria.  Apalagi pada zaman emansipasi wanita ini, rasanya ada begitu banyak wanita yang lebih dominan dari suaminya.      
            Seorang pria diciptakan menjadi kepala keluarga yang harus dihormati . . . istri diciptakan untuk menjadi penolong pria bukan mengambil alih peranan pria dalam keluarga.  Bila keluarga kita ingin diberkati, maka setiap pria harus kembali kepada jalan yang sudah Tuhan tetapkan.  Tentu saja hal ini tidak terjadi dalam satu malam.  Kita perlu membangunnya setiap hari.  Karena itu, seorang pria perlu menyadari dan menghargai peranannya dalam keluarga serta menjaga dirinya di dalam kekudusan.  Sedangkan seorang istri perlu mendukung dan mengingatkan suami untuk menjadi seorang pria yang hidup di dalam jalan Tuhan yang menjadi teladan iman bagi istri dan anak-anaknya.
            Karena itu, berbahagialah setiap istri yang memiliki suami yang takut akan Tuhan, sebab berkat Tuhan ada dalam keluarga dan keturunan saudara.  Tapi bagi istri yang suaminya belum percaya kepada Tuhan, maka berdoalah bagi suamimu supaya ketika ia dimenangkan oleh Tuhan . . . ia menjadi suami yang takut akan Tuhan . . . dan keluarga Anda  pun akan berbahagia dan bersukacita. 

Saya adalah seorang pria . . . saya adalah seorang suami . . . saya juga adalah seorang calon ayah.  Ketika saya mempersiapkan bagian ini, saya sungguh diingatkan oleh Tuhan mengenai peranan penting seorang pria yang takut akan Tuhan.  Di mana melalui pria yang takut akan Tuhanlah maka berkat itu akan dicurahkan ke dalam keluarga kita.
            Namun satu sisi, saya juga menyadari bahwa menjadi seorang pria yang takut akan Tuhan bukanlah suatu hal yang mudah.  Si Iblis tidak akan berdiam diri begitu saja, dia akan memberikan kita begitu banyak tantangan dan godaan untuk menghancurkan dan membelokkan pria menjadi imam dalam keluarganya.  Tapi saya percaya, selama kita bergantung sepenuhnya kepada Allah, dan memiliki komitmen untuk hidup sesuai dengan jalan Tuhan.  Maka Tuhan akan menjaga dan memelihara diri kita.  Melalui pria-pria yang berkomitmen inilah, keluarga kita akan menjadi keluarga yang berbahagia.  Mari kita berdoa untuk pria-pria.       

POKOK DOA
Para Pria, Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan akan memberkati setiap pria yang takut akan Dia.  Maukah pada hari ini engkau berkomitmen kepada Tuhan untuk menjadi imam bagi keluargamu?  Membangun keluargamu dengan takut akan Tuhan?

Para Wanita, anda diciptakan Allah untuk menjadi penolong bagi suamimu.  Maukah engkau terus mendoakan dan mendukung suamimu untuk menjadi imam dalam keluargamu?  Silahkan hari ini doakan suamimu.



[1]Disadur dari khotbah pribadi Ev. Paulus (8 Juli 2012)
[2]Pdt. Ekaputra Tupamahu, M.A, M.Div,  Sebuah Kajian Teologis oleh Departemen Pendidikan dan Litbang (www.akademia.edu, "Perceraian dan Nikah Ulang")