Pada zaman ini kita melihat ada begitu banyak keluarga yang
tidak bahagia. Bahkan tidak sedikit keluarga
yang mengalami kehancuran. Kalau kita
melihat berita-berita selebritis di televisi, berita mengenai keretakan rumah
tangga . . . perceraian . . perselingkuhan menjadi berita yang seringkali
diekspose oleh media. Kita melihat bahwa
pada zaman ini, pernikahan tidak lagi dinilai sebagai sesuatu yang berharga.
Memang
tidak ada data yang tersedia mengenai
berapa banyak orang-orang Kristen yang mengalami kehancuran keluarga di Indonesia. Tetapi kemungkinan besar,
pasti ada orang Kristen juga. Dalam
sebuah survey
yang dilakukan oleh Barna di Amerika, dikatakan bahwa ada 26 % keluarga Kristen
yang berakhir dengan perceraian. Itu berarti bahwa dalam setiap sepuluh
keluarga Kristen, ada sekitar dua hingga tiga keluarga yang bercerai. Ini adalah jumlah yang cukup mengejutkan
sebab persentase ini lebih tinggi dari pada mereka yang atheis dan agnostik yang
tidak percaya akan Allah.[2]
Mengapa
banyak keluarga yang tidak bahagia dan hancur saat ini?? Saya melihat salah satu penyebab terbesarnya
adalah karena kaum pria tidak lagi menjalankan peranannya dalam keluarga. Banyak pria yang membangun pekerjaannya tapi
tidak membangun keluarganya . . . banyak pria yang mengembangkan usahanya
kemana-mana tapi tidak mengembangkan komunikasi dengan istri dan
anak-anaknya. Banyak pria yang
mengajarkan anak-anaknya bagaimana harus berbisnis tapi tidak mengajarkan
anak-anaknya untuk takut akan Tuhan. Banyak pria yang mengabaikan peranannya
sebagai imam dalam keluarga. Padahal,
Tuhan memilih kaum pria untuk menjadi kepala keluarga . . bertanggung jawab untuk
memelihara keluarganya secara fisik maupun rohani.
Apakah
ada diantara kita yang menginginkan keluarga yang tidak bahagia?? Adakah
diantara kita yang berbahagia ketika keluarga kita ada dalam masalah atau di
ambang kehancuran?? Adakah seorang anak
menginginkan kedua orang tuanya untuk berpisah?? Saya yakin tidak ada, setiap
kita pasti menginginkan keluarga yang bahagia dan utuh . . . betul?? Lalu bagaimana supaya kita bisa memiliki
keluarga yang bahagia??
Dalam ayat 1, Firman Tuhan mengatakan: “Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan.” Pada bagian ini, jelas sekali bahwa orang
yang berbahagia adalah orang yang takut akan Tuhan. Kata “bahagia” di sini dalam bahasa
Inggrisnya adalah “blessed” yang
artinya diberkati. Dengan kata lain,
setiap orang yang takut akan Tuhan bukan hanya bahagia tapi juga akan
memperoleh berkat dari pada Tuhan.
Pertanyaannya: Berkat seperti apa yang Tuhan berikan kepada
orang yang takut akan Tuhan? Berkat yang diberikan Tuhan disini jelas sekali
adalah berkat rumah tangga. Dimana pada bagian
ini digambarkan bahwa istrinya akan mendatangkan kesukaan dalam keluarganya, karena
ia tidak akan memalukan suaminya. Dan
anak-anaknya akan kokoh dalam iman karena melihat teladan kedua orang
tuanya. Berkat rumah tangga inilah yang
diberikan Tuhan kepada pria atau suami yang takut akan Tuhan. Apa yang menjadi ciri seorang pria yang
mencerminkan takut akan Tuhan?? Salah satu ciri yang pemazmur katakan adalah
bahwa hidupnya menuruti Jalan Tuhan.
Dalam Imamat 26:3
& 14, Tuhan mengatakan: “Jikalau
kamu hidup menuruti ketetapanku dan tetap berpegang pada perintahKu serta
melakukannya . . . maka aku akan mendatangkan berkat bagimu.” Tetapi . . . “jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala
perintah itu maka aku akan menghukummu.”
Saudara-saudara, inilah janji Tuhan kepada bangsa Israel dan
kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Di mana setiap orang yang hidup menuruti Jalan Tuhan maka berkat Tuhan akan menyertai orang tersebut.
Bangsa Israel meyakini janji Allah ini. Mengapa? Sebab Janji itu terbukti dalam
kehidupan Daud dan Salomo. Ketika masa
pemerintahan Daud dan Salomo, bangsa Israel melihat bahwa Tuhan memberkati
pemerintahan mereka dan menjadikan Yerusalem sebagai kejayaan Israel. Dalam zaman mereka, Tuhan memberikan
kemakmuran . . . kedamaian . . . kesejahteraan dan keamanan. Karena Allah bersama-sama dengan Daud, maka
Israel ditakuti oleh bangsa-bangsa lain.
Namun setelah zaman Daud dan Salomo, raja-raja Israel tidak
lagi hidup di dalam jalan Tuhan. Mereka
tidak lagi menyembah kepada Tuhan tapi menyembah kepada berhala-berhala. Berulang-ulang kali Tuhan memanggil mereka
untuk kembali kepada jalan Tuhan, tapi mereka menolaknya. Karena para pemimpin bangsa Israel menyembah
berhala, maka banyak keluarga di Israel pun meninggalkan jalan Tuhan. Akibatnya, bangsa Israel dibuang oleh Tuhan
karena mereka tidak lagi hidup takut akan Tuhan.
Dalam masa-masa pembuangan inilah, bangsa Israel di ajak
untuk kembali mengingat akan janji Tuhan.
Ketika dalam perjalanan menuju Bait Allah di Yerusalem, kaum pria dari bangsa
Israel diajak untuk membaca Mazmur ini mengenai betapa pentingnya seorang pria
yang hidup dalam jalan Tuhan dan yang takut akan Tuhan. Sehingga ketika mereka datang ke rumah Tuhan . . . mereka bukan
sekedar beribadah, tapi mereka kembali mengambil komitmen untuk menjadi imam
dan kepala keluarga yang membawa keluarga mereka kembali ke jalan Tuhan.
Ketika seorang pria berbalik kepada Tuhan . . . maka keluarganya
akan berbalik kepada Tuhan. Ketika
keluarga-keluarga berbalik kepada Tuhan . . . maka pemimpin Israel akan kembali
kepada Tuhan. Dan ketika pemimpin
berbalik kepada jalan Tuhan maka mereka berharap bahwa Yerusalem akan kembali dipulihkan
oleh Tuhan. Inilah iman kepercayaan dari
bangsa Israel.
GII Hok Im Tong memiliki motto sebagai berikut: “mentransformasi
keluarga untuk mentransformasi dunia.”
Jadi untuk membawa perubahan di dalam dunia ini, maka yang perlu kita
lakukan adalah merubah kehidupan keluarga.
Untuk mengubah keluarga, maka diperlukan seorang pria yang takut akan
Tuhan yang hidupnya sesuai dengan jalan Tuhan.
Jadi saudara-saudara, peranan pria yang takut akan Tuhan sangat PENTING
dalam keluarga.
Pada Abad 18, hidup 2
orang yang bernama: Jonathan Edwards dan Max Jukes. Jonathan Edwards adalah seorang hamba Tuhan
yang begitu mengasihi Tuhan seumur hidupnya.
Ia membangun keluarganya dengan takut akan Tuhan. Sebagai hasilnya, sejarah mencatat bahwa dari
keturunannya didapati sebagai berikut: 1 Wakil Presiden Amerika, 3 Senator Amerika, 3
Gubernur Amerika, 3 Walikota
Amerika, 13 Presiden Universitas, 30 Hakim, 65 Profesor, 80 Pemegang jabatan
publik, 100 Pengacara dan 100 Misionaris.
Sedangkan Max Jukes, adalah seorang pemabuk . . . hidupnya
gak karuan . . . dan ia tidak menghargai keluarganya. Ia hidup dengan caranya sendiri bukan dengan
cara Tuhan. Dan sejarah mencatat bahwa
dari keturunannya didapati: 7
Pembunuh, 60 Pencuri, 50 Wanita yang tidak benar, 130 Narapidana, 310 Orang
miskin, 400 Cacat, dan keturunannya telah merugikan negara lebih dari US$
1.250.000 (sekitar 12 Milyar).
Melalui perbandingan kehidupan kedua
orang di atas, kita bisa melihat bahwa ketika seorang pria tidak lagi menjalankan
tugasnya sebagai imam, maka bukan hanya dirinya saja yang dirugikan tapi juga
seluruh keturunannya. Itulah sebabnya,
penting sekali bagi kaum pria untuk menjadi imam bagi keluarganya. Namun nampaknya sayang sekali, ada begitu banyak
pria . . . suami dan ayah yang tidak menyadari peranannya dalam keluarga.
Kalau kita melihat zaman ini, banyak
pria yang tidak berperan besar dalam keluarganya. Mungkin karena beban perekonomian yang dia
tanggung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga seringkali mengabaikan
istri dan tidak mengajarkan imannya kepada anak-anaknya. Atau
mungkin juga tantangan dunia saat ini yang tidak lagi menghargai
pernikahan, sehingga banyak pria yang tidak menjaga kekudusan pernikahannya,
akibatnya banyak keluarga yang hancur . . . perceraian . . . dan sekali lagi
anaklah yang menjadi korban. Atau mungkin, banyak pria yang tidak
lagi berperan dalam keluarga itu disebabkan karena banyak wanita yang mengambil
peranan pria. Apalagi pada zaman
emansipasi wanita ini, rasanya ada begitu banyak wanita yang lebih dominan dari
suaminya.
Seorang pria diciptakan menjadi
kepala keluarga yang harus dihormati . . . istri diciptakan untuk menjadi
penolong pria bukan mengambil alih peranan pria dalam keluarga. Bila
keluarga kita ingin diberkati, maka setiap pria harus kembali kepada jalan yang
sudah Tuhan tetapkan. Tentu saja hal
ini tidak terjadi dalam satu malam. Kita
perlu membangunnya setiap hari. Karena
itu, seorang pria perlu menyadari dan menghargai peranannya dalam keluarga
serta menjaga dirinya di dalam kekudusan.
Sedangkan seorang istri perlu mendukung dan mengingatkan suami untuk menjadi
seorang pria yang hidup di dalam jalan Tuhan yang menjadi teladan iman bagi istri
dan anak-anaknya.
Karena itu, berbahagialah setiap
istri yang memiliki suami yang takut akan Tuhan, sebab berkat Tuhan ada dalam
keluarga dan keturunan saudara. Tapi
bagi istri yang suaminya belum percaya kepada Tuhan, maka berdoalah bagi
suamimu supaya ketika ia dimenangkan oleh Tuhan . . . ia menjadi suami yang
takut akan Tuhan . . . dan keluarga Anda pun akan berbahagia dan bersukacita.
Saya adalah seorang pria . . . saya adalah seorang suami . .
. saya juga adalah seorang calon ayah.
Ketika saya mempersiapkan bagian ini, saya sungguh diingatkan oleh Tuhan
mengenai peranan penting seorang pria yang takut akan Tuhan. Di mana melalui pria yang takut akan Tuhanlah
maka berkat itu akan dicurahkan ke dalam keluarga kita.
Namun satu sisi, saya juga menyadari
bahwa menjadi seorang pria yang takut akan Tuhan bukanlah suatu hal yang
mudah. Si Iblis tidak akan berdiam diri begitu
saja, dia akan memberikan kita begitu banyak tantangan dan godaan untuk menghancurkan
dan membelokkan pria menjadi imam dalam keluarganya. Tapi saya percaya, selama kita bergantung
sepenuhnya kepada Allah, dan memiliki komitmen untuk hidup sesuai dengan jalan
Tuhan. Maka Tuhan akan menjaga dan
memelihara diri kita. Melalui pria-pria
yang berkomitmen inilah, keluarga kita akan menjadi keluarga yang berbahagia. Mari kita berdoa untuk pria-pria.
POKOK DOA
Para Pria, Firman Tuhan mengatakan
bahwa Tuhan akan memberkati setiap pria yang takut akan Dia. Maukah pada hari ini engkau berkomitmen
kepada Tuhan untuk menjadi imam bagi keluargamu? Membangun keluargamu dengan takut akan Tuhan?
Para Wanita, anda diciptakan Allah untuk menjadi
penolong bagi suamimu. Maukah engkau
terus mendoakan dan mendukung suamimu untuk menjadi imam dalam keluargamu? Silahkan hari ini doakan suamimu.